Malang, Jawa Timur – Pasar Besar Malang, jantung ekonomi tradisional kota ini, akan segera mengalami transformasi besar. Pemerintah Kota Malang telah menyiapkan rencana relokasi sementara bagi 4.530 pedagang sebagai bagian dari proyek revitalisasi pasar yang ambisius. Proyek senilai Rp275 miliar ini bertujuan mengubah pasar menjadi pusat perdagangan yang modern dan berdaya saing.
Lokasi Relokasi Strategis untuk Meminimalkan Gangguan
Untuk memastikan kelancaran aktivitas ekonomi selama masa revitalisasi, Pemerintah Kota Malang telah memilih lokasi relokasi yang strategis di sekitar Pasar Besar. Dua lokasi utama yang disiapkan adalah Jalan Kyai Tamin (area parkir timur pasar) dan Jalan Halmahera (lapangan terbuka dekat pusat kuliner).
“Kami telah memilih lokasi yang mudah diakses dan tidak akan mengganggu lalu lintas,” kata Eko Sri Yuliadi, Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan Kota Malang. “Relokasi ini bersifat sementara, dan pedagang tidak perlu khawatir kehilangan pelanggan.”
Skema Revitalisasi Bertahap dengan Anggaran Besar
Proyek revitalisasi Pasar Besar Malang akan dilaksanakan secara bertahap. Tahap pertama, yang dijadwalkan pada tahun 2025, akan mencakup pembongkaran total bangunan lama dan pembangunan struktur dasar yang baru. Tahap kedua, dari tahun 2026 hingga 2027, akan fokus pada penyelesaian fasilitas modern, termasuk area parkir basement, sistem sanitasi terpadu, dan zona UMKM digital.
Anggaran sebesar Rp275 miliar untuk proyek ini berasal dari APBN dan APBD Kota Malang. Pasar yang baru akan dilengkapi dengan teknologi smart market, seperti aplikasi pemesanan online dan sistem keamanan berbasis CCTV AI.
Respon Pedagang: Antusiasme dan Kekhawatiran
Rencana revitalisasi ini disambut dengan antusiasme oleh sebagian besar pedagang. Mereka berharap pasar yang lebih modern akan menarik lebih banyak pembeli dan meningkatkan omzet mereka.
“Pasar yang sekarang sudah tidak nyaman, panas dan becek,” ujar Siti, seorang pedagang pakaian di Pasar Besar. “Saya yakin kalau pasar ini jadi lebih modern, pembeli akan lebih banyak datang.”
Namun, ada juga beberapa pedagang yang выражают kekhawatiran tentang adaptasi selama masa relokasi. Mereka khawatir kehilangan pelanggan tetap dan berharap pemerintah memberikan sosialisasi yang jelas tentang rencana relokasi ini.
Dukungan Penuh dari Pemerintah Kota
Pemerintah Kota Malang berkomitmen untuk memberikan dukungan penuh kepada para pedagang selama masa relokasi. Beberapa langkah yang telah disiapkan antara lain:
- Biaya Relokasi Gratis: Pemerintah akan menanggung seluruh biaya relokasi, termasuk sewa lapak sementara.
- Pelatihan Digitalisasi Usaha: Bekerjasama dengan Dinas Kominfo, pemerintah akan menyelenggarakan pelatihan pemasaran digital melalui platform seperti Instagram dan Shopee.
- Bantuan Modal Darurat: Pedagang yang terdampak akan memiliki akses ke pinjaman lunak melalui KUR Mikro.
Pembelajaran dari Pengalaman Sebelumnya
Revitalisasi pasar bukanlah hal baru di Malang. Pada tahun 2019, Pasar Oro-Oro Dowo juga mengalami renovasi dengan anggaran Rp180 miliar. Proyek tersebut berhasil meningkatkan okupansi pedagang hingga 40% setelah pembangunan selesai.
“Kami belajar dari pengalaman sebelumnya,” kata Eko Sri Yuliadi. “Kali ini, semua tahapan telah dijadwalkan dengan ketat untuk mempercepat pembangunan dan meminimalkan dampak negatif pada pedagang.”
Dampak Jangka Panjang yang Positif
Pasar Besar Malang adalah pusat ekonomi tradisional yang penting bagi kota ini, dengan omzet harian mencapai miliaran rupiah. Revitalisasi pasar ini diharapkan dapat memberikan dampak jangka panjang yang positif, antara lain:
- Meningkatkan kunjungan wisatawan ke Malang.
- Menciptakan lapangan kerja baru di sektor konstruksi dan jasa.
- Meningkatkan daya saing UMKM lokal melalui integrasi teknologi.
Dengan rencana yang matang dan dukungan dari semua pihak, revitalisasi Pasar Besar Malang diharapkan dapat menjadi contoh sukses transformasi pasar tradisional menjadi pusat perdagangan yang modern dan berdaya saing.
(hm)