Kenaikan Harga BBM Non-Subsidi Februari 2025: Analisis Faktor Eksternal dan Kebijakan
1. Pemicu Utama: Harga Minyak Mentah Global Melambung
Harga minyak mentah dunia mengalami kenaikan signifikan sepanjang Januari 2025. Berdasarkan data Refinitiv:
- Brent Crude: Naik 7,05% dari US73,13/barel(Desember2024)keUS73,13/barel(Desember2024)keUS78,28/barel (Januari 2025).
- WTI: Meningkat 7,8% dari US69,69/barelkeUS69,69/barelkeUS75,13/barel.
Kenaikan ini dipicu oleh sanksi AS terhadap ekspor minyak Rusia, yang menargetkan 183 kapal tanker dan produsen seperti Gazprom Neft. Sanksi ini diperkirakan mengurangi pasokan minyak Rusia ke China dan India, sehingga kedua negara harus mencari sumber alternatif dari Timur Tengah dan Afrika—memicu kenaikan biaya logistik dan harga global.
2. Dampak Sanksi AS terhadap Pasar Minyak Global
- Penurunan Ekspor Rusia: Ekspor minyak Rusia via laut turun 1,5 juta barel/hari, termasuk 750.000 barel/hari ke China dan 350.000 barel/hari ke India.
- Gangguan Logistik: Kapal tanker yang dikenai sanksi sebelumnya digunakan untuk mengangkut minyak ke Asia, sehingga aliran pasokan terganggu.
- Komentar Analis: “Sanksi baru AS akan menghambat aliran minyak Rusia pasca-invasi Ukraina, terutama bagi India yang bergantung pada impor energi,” ujar Harry Tchilinguirian dari Onyx Capital Group.
3. Pelemahan Rupiah: Dampak Pemilu AS dan Kebijakan Trump
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terus melemah sejak Oktober 2024, dengan rata-rata Januari 2025 mencapai **Rp16.249/US∗∗(vs.Rp16.020/US∗∗(vs.Rp16.020/US di Desember 2024). Penyebab utamanya:
- Kemenangan Trump: Kebijakan ekonomi domestik Trump memicu penguatan dolar AS, menarik modal asing keluar dari Indonesia.
- Tingkat Inflasi AS: Fokus Trump pada pertumbuhan ekonomi AS meningkatkan ekspektasi inflasi, mendorong kenaikan suku bunga dan imbal hasil US Treasury.
4. Formula Pemerintah dalam Menetapkan Harga BBM
Harga BBM non-subsidi dihitung berdasarkan rata-rata harga MOPS (Mean of Platts Singapore) dan nilai tukar rupiah dalam periode tertentu. Berdasarkan Kepmen ESDM No.19/2019:
- Periode Penetapan Harga: Data harga minyak dan kurs diambil dari tanggal 25 (dua bulan sebelumnya) hingga 24 (satu bulan sebelumnya).
- Rata-Rata Desember 2024-Januari 2025:
- Brent: US75,71/barel(naikdariUS75,71/barel(naikdariUS73,26/barel periode November-Desember 2024).
- WTI: US72,41/barel(naikdariUS72,41/barel(naikdariUS69,62/barel).
- Kurs Rupiah: Rp16.249/US$ (melemah 1,4% dari Desember 2024).
5. Proyeksi Kenaikan Harga BBM Non-Subsidi
Dengan kombinasi harga minyak naik dan rupiah melemah, kenaikan harga BBM seperti Pertamax, Dexlite, dan Pertamina Turbo pada Februari 2025 semakin realistis. Pemerintah telah menaikkan harga BBM non-subsidi di November 2024 dan Januari 2025, sehingga tren ini diprediksi berlanjut.
6. Dampak ke Konsumen dan Pasar Domestik
Alternatif Energi: Masyarakat didorong beralih ke BBM subsidi (Pertalite/Pertamina Dex) atau kendaraan listrik untuk efisiensi.
Transportasi & Logistik: Kenaikan BBM berpotensi meningkatkan biaya operasional angkutan darat dan laut.
Inflasi: Tekanan inflasi mungkin muncul seiring kenaikan harga barang akibat biaya distribusi.