Malang, gomalang.id,–4 September 2025 Dalam keprihatinan atas situasi bangsa yang belakangan diwarnai aksi anarkis, jatuhnya korban jiwa, serta pembakaran fasilitas umum hingga cagar budaya, Forum Malang Jurnalis Ma-Ju (Forum MaJu) bersama Dewan Kesenian Kabupaten Malang (DKKM) menggelar Doa Bersama Lintas Agama & Budayawan Malang Raya di Pendopo Agung Tegal Guru Bakti, Kamis (4/9/2025), yang telah dihadiri 120 orang.
Acara yang dimulai pukul 16.00 WIB ini mengusung tema “Menjaga Persatuan, Merawat Kedamaian, Warga untuk Warga.” Kegiatan ini menjadi wadah solidaritas, sekaligus seruan moral agar aspirasi rakyat tetap disampaikan secara damai dan bermartabat, tanpa provokasi dan tanpa merugikan rakyat sendiri.
Rangkaian acara diawali prosesi Sesuci di Sumber Wutah yang dipimpin Ki Bojel Damar Panuluh sebagai simbol penyucian niat, disusul penataan sesaji di Situs Balingawan oleh Ki Wandi dan para sesepuh adat sebagai penghormatan leluhur.
Menjelang malam, ritual Umbul Dungo mrih katentreman Nusantara digelar di Pendopo Agung, memanjatkan doa untuk keselamatan bangsa agar masyarakat tidak terpecah dan tidak menjadi korban kepentingan yang tidak berpihak kepada rakyat.

Orasi Budaya dan Kebangsaan
Acara resmi dibuka dengan salam lintas agama, lagu Indonesia Raya, dan sambutan perwakilan masyarakat, aparat desa, polsek, dan koramil hingga tokoh adat dan masyarakat.
Orasi budaya Ki Hariyo Seto, pesan kebangsaan Abah Umar, serta pandangan hukum Sam Tito mempertegas bahwa aspirasi rakyat harus disampaikan dengan cara damai, bukan dengan tindakan yang menimbulkan korban jiwa maupun kerugian masyarakat.
Puncak acara ditandai pembacaan Pernyataan Sikap Bersama oleh Ketua Forum MaJu, Galih. Warga Malang Raya menegaskan penolakan terhadap kekerasan, anarkisme, provokasi, dan pengerusakan—termasuk cagar budaya yang merupakan identitas bangsa.
“Cagar budaya adalah bukti sejarah dan jati diri bangsa. Merusaknya sama saja dengan melukai diri kita sendiri,” tegas Galih, disambut tepuk tangan peserta.
Pernyataan itu juga mengajak seluruh warga menjaga keamanan lingkungan secara mandiri (warga menjaga warga), serta menolak segala bentuk penunggangan kepentingan yang merugikan rakyat
Sebagai pengikat moral, ikrar damai dipimpin Ki Suroso, diikuti seruan komitmen bersama oleh tokoh agama, budayawan, pemuda, masyarakat, dan komunitas.
Doa lintas agama kemudian dipanjatkan secara bergiliran oleh perwakilan Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan Buddha, dengan satu harapan: Indonesia yang tenteram, damai, dan jauh dari perpecahan.
Acara ditutup dengan kembul bujono ondro wino sebagai simbol kebersamaan tanpa sekat. Di akhir acara, bergema seruan: “Warga Menjaga Warga, Malang Raya untuk Kedamaian.”
Dari Malang Raya, pesan moral ini di harapkan bisa mengalir ke seluruh Nusantara: aspirasi boleh disampaikan, tetapi tanpa kekerasan, tanpa provokasi, dan tanpa merusak warisan bangsa. Kedamaian adalah jalan bersama, dan persatuan adalah kunci agar rakyat tidak menjadi korban kepentingan yang tidak berpihak kepada rakyat.
One thought on “Forum MaJu & DKKM Wadahi Solidaritas “Warga untuk Warga”, Doa Bersama Lintas Agama & Budayawan Malang Raya”
tambah eksis